logo
Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman

Berita

Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

# Akademik
26 Mar 2021 | Admin | 494 views
ACARA SIKMA 7 FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERIODE MARET 2021 SECARA DARING SUKSES DIGELAR
Dengan Mengucapkan syukur Alhamdulillah gelaran Seminar Ilmiah Kehutanan Mulawarman 7 (SIKMA 7) sukses digelar, acara SIKMA ini sudah menjadi aktifitas rutin Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman menjelang pelepasan sarjana dan pascasarjana Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman atau yudisium. 

Seminar ilmiah ini adalah untuk mendiseminasikan hasil penelitian dan mendiskusikan peluang pengembangan serta tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah mereka lakukan dan berharap dari hasil penelitian ini dapat membuat terobosan baru dalam bidang kehutanan.

Sebanyak 116 orang mengikuti gelaran SIKMA 7 kali ini, terdiri dari kalangan aktifitas akademik, alumni, mitra, undangan, dan kalangan umum. Sebanyak 51 hasil penelitain dari calon wisudawan telah mendiseminasikan penelitian mereka.

Dekan Fakultas Kehutanan Prof. Dr. RUdianto Amirta mengatakan melalui kegiatan SIKMA ini Fakultas Kehutanan ingin berbagi sekaligus mempertanggung jawabkan kerja dari tim peneliti dalam hal ini mahasiswa dalam menyikapi kelulusannya juga promotor baik di level S1, S2, dan S3 serta laboratoriumnya tentang apa yang telah di tinggalkan dan digali lebih lanjut dalam penelitian-penelitiannya.

Sebagai bagian dari kampus yang senantiasa menjaga kualitas layanannya, fakultas kehutanan tetap berkomitmen untuk menghadirkan kualitas lulusan maupun kualitas akademik dan lingkungan akademik yang kondusif bagi tumbuh kembangnya inovasi dan ilmu pengetahuan maupun hal-hal baru lainnya.

Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Abstrak keynote speaker Dr. Emi Purwanti,
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana masyarakat di DAS Karang Mumus merespons tingginya kompetisi pemanfataan sumberdaya DAS antara kegiatan pertanian, pertambangan batubara, dan permukiman yang berlangsung di DAS Karang Mumus menggunakan perspektif Ekologi Manusia Kritis. Hasil penelitian menunjukkan kompetisi yang berlangsung di DAS Karang Mumus didominasi oleh pengusahaan pertambangan batubara yang eksploitatif dan tanpa perencanaan serta tingginya pertumbuhan permukiman warga yang mendesak lahan-lahan pertanian produktif. Bentuk-bentuk adaptasi oleh masyarakat dibangun dengan mekanisme adaptasi untuk sistem matapencaharian petani melalui: (1) modifikasi sistem pertanian perkebunan dan (2) diversifikasi sistem matapencaharian warga petani. Perspektif teori Ekologi Manusia Kritis menunjukkan bahwa:1) materialisme historis berlangsung pada bentuk kompetisi pemanfaatan ruang hidup bersama, yaitu sumberdaya lahan, sumberdaya air, dan mineral batubara yang berlangsung di dalam DAS Karang Mumus secara bersamaan dan tidak seimbang (inequal);2) dialektikal perspektif nampak dari relasi yang sifatnya kompetisi antaraktor (petani, warga pemukim, dan pengusaha pertambangan) serta relasinya terhadap sistem ekologi yang bersifat resiprokal; 3) Pluralitas tekanan eksternal dan internal sifatnya sangat memengaruhi respons dan proses-proses adaptasi dalam sistem sosial masyarakat; 4) bentuk-bentuk adaptasi dalam masyarakat tidak semua menunjukkan kemampuan bertahan secara mandiri; 5) relasi manusia dan lingkungan yang tidak seimbang mendorong lahirnya semangat volunterisme dalam gerakan sosial yang sangat potensial untuk mengawal upaya pelestarian sistem ekologi DAS Karang Mumus.








Berita Lainnya