logo
Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman

Berita

Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

# Akademik
22 Jun 2022 | Admin | 384 views
SIKMA 12 FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

Sikma adalah acara diseminasi atau sosialisasi hasil-hasil penelitian terutama dalam bentuk tugas akhir baik sarjana, magister, maupun doktor, yang pelaksanaannya digelar sebelum para lulusan diyudisium, sikma sifatnya wajib buat para lulusan dari fakultas kehutanan unmul untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitiannya dan agenda sikma ini dilaksanakan secara periodik oleh fakultas kehutanan unmul, diharapkan dari diseminasi bisa menjadi wadah untuk para mitra pengguna lulusan untuk memperoleh informasi terkait bidang keahlian lulusan.

Kali ini SIKMA 12 sebanyak 39 hasil kegiatan riset tugas akhir baik di tingkat sarjana (skripsi) maupun pascasarjana (tesis dan disertasi) akan dipaparkan. Diharapkan hasil riset para lulusan ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan IPTEK khususnya di bidang kehutanan dan lingkungan.

Dalam gelaran SIKMA biasanya ada sesi panel, untuk kali ini dalam sesi panel sebagai pembicara utama Bapak Dr. Yaya Rayadin, beliau adalah dosen fakultas kehutanan unmul dan sebagai moderator Ibu Ir. Rita Diana, M.A. dengan tema Konservasi Orangutan di Multi Fungsi Landscape.


Terasa istimewa kegiatan SIKMA 12 yang kita lakukan kali ini selain dilakukan secara luring juga kegiatan ini di sandingkan dengan kegiatan 1st Summer Course yang digagas oleh fakultas kehutanan untuk membangun atmosfir akademik yang bernuansa global, dan yang lebih istimewa lagi kegiatan SIKMA 12 kali ini untuk yang pertama kalinya kita menggunakan logo unggul.  Sengaja kegiatan SIKMA ini di adakan, untuk memberi ruang dan juga sebagai bentuk penghargaan kepada para lulusan jenjang S1 maupun pascasarjana untuk bisa menyampaikan secara terbuka hasil risetnya di luar dari ruang ujian skripsi, thesis maupun disertasi. Melalui paparan terbuka ini bisa mendapat masukkan juga memberi pengalaman kepala lulusan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan, sejak awal bahwa kita ingin dari lulusan fakultas kehutanan unmul juga mampu menyampaikan ide dan pemikirannya dengan sistematik, efisien juga memiliki kualitas yang baik, diharapkan suatu saat apa yang dikerjakan harus benar-benar punya manfaat, baik dari sisi keilmuan juga dalam menjawab masalah-masalah pembangunan yang ada di masyarakat dan bangsa ini, kata Dekan fakultas kehutanan universitas mulawarman Prof. Dr. Rudianto Amirta dalam sambutan sekaligus membuka acara SIKMA 12 ini.


Saat ini orangutan Borneo hidup pada berbagai fungsi landscape, Orangutan hidup di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI), di Areal Perkebunan Kelapa Sawit, di Areal Pertambangan, maupun di kawasan konservasi. Disisi lain saat ini sekitar 80% orangutan Borneo populasinya berada di luar kawasan konservasi yang berarti hanya 20% saja orangutan Borneo yang saat ini hidup di kawasan konservasi dan mendapat jaminan kelangsungan populasinya, karena habitat di kawasan konservasi relatif lebih terjaga dengan baik pada orangutan Borneo. Sementara itu orangutan yang berada pada areal multi landscape dan berada di luar kawasan konservasi saat ini kehidupannya sanagat memperihatinkan. Orangutan hidup di areal-areal hutan yang terfragmentasi, mereka kekurangan bahan pakan kemudian terjadinya konflik akibat resources/sumber daya pakan yang dikembangkan oleh perusahaan baik tanaman Pokok HTI, tanaman pokok sawit, maupun tanaman reklamasi menjadi sumber pakan orangutan. Dalam kesempatan ini akan disampaikan beberapa upaya penanganan konservasi orangutan di multi fungsi landscape di luar kawasan konservasi melalui kegiatan yang terintegrasi, melalui program konservasi terpadu. Kegiatan konservasi terpadu pada intinya melakukan implementasi konservasi pada skala landscape untuk konservasi habitatnya. Melakukan studi prilaku orangutan untuk memahami perilaku pakan dan perilaku ekologi orangutan dilapangan serta pengembangan SDM baik karyawan maupun masyarakat sekitar dalam rangka penyelamatan dan konservasi orangutan di tingkat lapangan, abstrak Dr. Yaya Rayadin.



Berita Lainnya