Selasa (14/03/2023), Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman mengadakan Program Seminar Ilmiah Kehutanan Mulawarman (SIKMA)
ke-15. SIKMA merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelulusan
mahasiswa dari berbagai level di Fahutan Unmul, seperti sarjana, magister, dan
doktoral. Program ini menjadi wadah dalam memfasilitasi para lulusan untuk saling
bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan yang diperoleh dari riset yang telah
dilalui. SIKMA sejatinya menerapkan konsep three in one advantage, berupa lulusan memperoleh kemampuan menulis artikel, membuat poster, serta oral
presentation. Acara dibuka oleh Dekan Fahutan Unmul, Prof. Dr. Rudianto Amirta
yang dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para lulusan, serta berterima
kasih kepada para mitra Fahutan Unmul yang dari waktu ke waktu tidak putus
dalam memberikan dukungan terbaiknya. “Dari SIKMA ini jelas terlihat bahwa
terjadi peningkatan yang signifikan atas kualitas riset kita yang lebih matang
dari tahun ke tahun”, imbuhnya.
SIKMA kali ini menghadirkan pemateri Prof. Dr.
Agus Sulistyo Budi yang merupakan Kepala Laboratorium Biologi dan Pengeringan
Kayu Fahutan Unmul. Seminar yang dimoderatori oleh Dr.Hut Nani Husein tersebut mengusung tema
Kayu Satu Milyar. Kayu dengan harga yang fantastis ini tentu tidak asing bagi
komoditas hutan tropis di Kalimantan apabila kita mengenal gaharu. Studi
literatur mengungkapkan ada 16 jenis tumbuhan yang mampu
menghasilkan gaharu. Adapun kayu yang paling produktif dalam menghasilkan
gaharu ialah Kayu Karas, atau dalam nama latin disebut dengan jenis Aquailaria
malaccensis. Kayu berkerapatan rendah ini kurang potensial apabila dijual
sebagai kayu konstruksi. Namun, kelebihan yang dimilikinya yang tidak dipunyai
mayoritas jenis lain yakni kemampuannya dalam bertahan dari serangan jamur yang
membuatnya menghasilkan padatan gaharu. Walaupun gaharu adalah produk kayu yang
sakit, namun harga jualnya sangat tinggi. Setidaknya dari satu pohon Karas
mampu memproduksi 1 kg padatan gaharu, kemudian apabila disuling minyaknya maka
harga jualnya menjadi lebih menjanjikan dan bernilai milyaran, terutama bagi
konsumen dari Negara Timur Tengah.