logo
Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman

Berita

Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

# Kerjasama
05 Dec 2019 | Admin | 1,132 views
Minyak Atsiri Hutan Kalimantan Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu dalam Pengembangan Multibisnis Kehutanan berbasis Kemitraan dan Prospek Trend Pasar Dunia

Harlinda Kuspradini, Ph.D (Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda)

Saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong komitmen dan totalitas dari seluruh stakeholders untuk terus menggali dan mengembangkan Multi Usaha Kehutanan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan Jasa Lingkungan (Jasling) seiring dengan perkembangan zaman revolusi industri 4.0. Salah satu kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu yang diatur dalam Permenhut 35/Menhut-II/2007 adalah minyak atsiri. Minyak atsiri adalah cairan hidrofobik terkonsentrasi yang mengandung senyawa aroma tanaman yang mudah menguap. Minyak atsiri juga dikenal sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil). Pedagangan dunia akan produk ini selalu tinggi, mengingat pemanfaatannya yang sangat luas, terutama untuk parfum dan kosmetik, obat obatan, bumbu-bumbu, pencampur pewangi produk sabun, shampoo serta pasta gigi hingga pembasmi serangga dan lain-lain. Setidaknya terdapat sebanyak 70 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional. Empat puluh jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia, dan 12 jenis di antaranya diklasifikasikan sebagai komoditi ekspor. Meskipun demikian masih banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil yang telah diusahakan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan Kalimantan memiliki jenis-jenis tumbuhan aromatik yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Proses pengolahannya menggunakan metode yang sederhana yaitu proses penyulingan. Hasil penyulingan dari berbagai jenis tumbuhan aromatik menghasilkan warna dan rendemen yang berbeda demikian pula kandungan kimia didalamnya. Kandungan kimia yang berbeda menyebabkan aroma minyak atsiri yang dihasilkan juga beragam serta menghasilkan aktivitas biologi yang berbeda-beda. Tidak hanya sekedar memperoleh minyak atsiri, namun produk-produk turunan telah berhasil dibuat berdasarkan data-data penelitian bioaktivitasnya. Dalam pengembangannya ke depan, terbuka peluang sinergisitas dari beberapa kelompok ilmu di bidang Kehutanan serta skema kemitraan dalam mendukung perkembangan minyak atsiri hutan Kalimantan sebagai salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu.


Berita Lainnya